JOMBANG, TelusuR.ID – Berita viral di media massa dan medsos mengenai kondisi rumah Poniti yang memperihatinkan mengerakkan hati para pemimpin di Kabupaten Jombang, khususnya pejabat teras Pemkab Jombang turun langsung mendatangi rumah Poniti, Kamis (19/6/2025).
Mulai dari Bupati Jombang H Warsubi, Wabup Gus Salman, Sekda Agus Purnomo, Ketua DPRD Hadi Atmaji, kepolisian Polres Jombang serta beberapa ASN mendampingi rombongan bupati menemui Poniti di rumahnya yang terletak di pinggir jalan Desa Semanding. Turut hadir Camat Jogoroto dan Kepala Desa Sumbermulyo menemui Poniti melihat kondisi rumahnya.
Karena itu, Bupati Warsubi bersama jajarannya merespon cepat membantu pemulihan ekonomi dan rumah miskin Poniti yang ditinggali bersama 3 orang anaknya ini.
Warsubi memastikan kehadiran Pemkab Jombang yang dirasakan oleh warga yang tengah dilanda musibah dan kemiskinan ekstrem mendapat perhatian serius.
Dua kasus sosial yang mendapat perhatian khusus yakni kebakaran rumah milik lansia berusia 85 tahun bernama Saudah di Dusun Jetak, Desa Sidokerto, Kecamatan Mojowarno serta kondisi memprihatinkan rumah tak layak huni milik Poniti di Dusun Semanding, Desa Sumbermulyo, Kecamatan Jogoroto ini.
“Kami hadir bersama Dinsos untuk memberikan dukungan langsung, baik secara moral maupun material. Ini menjadi bentuk nyata kehadiran pemerintah dalam setiap musibah warga,” kata Wiku kepala OPD BPBD Jombang.
Kepala Dusun Semanding, Mulyadi, membenarkan kondisi yang dialami keluarga Poniti. “Iya, bu poniti warga kami di Semanding. Kami sudah pernah menawarkan perbaikan rumah bu Poniti lewat swadaya warga, tapi bu Poniti belum mau,” kata Mulyadi kepada awak media ini saat ditemui di rumahnya tak jauh dari rumah Poniti.
Padahal, kata dia lagi, pihaknya beberapa kali menyampaikan laporan ke perangkat desa maupun kecamatan sayangnya belum direspon.
“Kami bersyukur, akhirnya ada perhatian dari Abah Bupati. Ini harapan baru bagi bu Poniti dan anak-anaknya,” kata Mulyadi ikut bersyukur dan gembira.
Kehadiran Bupati Warsubi di rumah reyot itu disambut haru Poniti. Ia tak menyangka pemimpin daerah datang sendiri ke rumahnya. Mengenai tempat tinggalnya pun, Poniti hanya bisa pasrah melihat kondisi rumahnya yang tidak layak dihuni dibiarkan begitu saja yang tampak berantakan, seperti atap genteng banyak yang rusak di sana sini ditutupi terpal plastik, tiang penyangga bambu rumah sudah lapuk dimakan rayap, dinding-dinding anyaman bambu juga sudah rusak dimakan usia, lantai tanah, dapur dan ruang dalam rumah tanpa ada sekat pemisah, sehingga saat hujan deras dan angin kencang bisa saja ambruk seketika.
“Terima kasih, Abah Bupati. Saya gak percaya didatangi langsung sama Abah Bupati. Terima kasih sudah peduli sama orang kecil seperti kami. Semoga Allah membalas kebaikan Abah dan semua yang bantu,” ucap Poniti sambil menyeka air matanya yang jatuh ke pipi.
Melihat kondisi sosial ekonomi warganya yang tak berdaya ini, Bupati Warsubi mengatakan tidak boleh ada warga yang tinggal di rumah yang mengancam keselamatannya. “Ini soal kemanusiaan dan pemerintah harus hadir. Terima kasih juga pada pendamping sosial PKH yang sudah memberikan informasi ini sehingga bu Poniti bisa segera menerima bantuan rumah tidak layak huni,” ujar Abah Bupati.
Langkah cepat Bupati Jombang ini menuai apresiasi tinggi dari warga dan tokoh masyarakat setempat. Banyak pihak berharap, tindakan ini menjadi awal dari sistem yang lebih responsif dan empatik terhadap warga miskin dan rentan.
Saat media ini mendatangi rumah Poniti, tampak sejumlah pekerja bangunan pelan-pelan mulai menurunkan genteng, ruang dalam dan dapur yang tampak barang-barang berserakan mulai dibersihkan sebagai bukti perintah Bupati Warsubi agar rumah Poniti segera diperbaiki. Kabar gembira diterima media ini, Poniti juga mendapat bantuan dana Rp 5 juta dari perangkat Desa Sumbermulyo.
Sebagai tambahan informasi, Poniti (60) adalah janda lansia yang tinggal di Dusun Semanding, Desa Sumber Mulyo, Kecamatan Jogoroto, Kabupaten Jombang, Jatim. Poniti janda yang ditinggal meninggal suaminya ini, kesehariannya tak mampu memenuhi kebutuhan hidup yang layak, hal ini dikarenakan Poniti hanya mengandalkan pekerjaan sebagai buruh tani di kala musim tanam atau musim panen saja. Namun, Poniti yang tinggal bersama tiga anaknya ini sangat bersyukur atas rezeki dari ALLAH SWT selama ini walaupun serba kekurangan. (Agus)