Pelaku Usaha Perikanan Budidaya Berkirim Surat Terbuka Ke Presiden Prabowo, Ini Bunyi Suratnya

0
27 views
Poto - Buku yang ditulis Gus Lilur dan terbit 2014 lalu
Bagikan :

SURABAYA, TelusuR.id – Pelaku Usaha Perikanan Budidaya di Teluk Kangean HRM. Khalilur R Ab Sahlawiy menyampaikan surat terbuka kepada Presiden Republik Indonesia, Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto, Selasa 14 Oktober 2025.

Dalam surat tersebut, Pemilik sekaligus Pendiri Bandar Laut Dunia atau BALAD Grup itu mengajukan usulan agar pemerintah menghentikan ekspor Benih Bening Lobster (BBL) ke Vietnam dan menggantinya dengan ekspor lobster ukuran 50 gram.

Santri Pengusaha asal Situbondo ini menyebut bahwa kebijakan itu akan memberi nilai tambah bagi nelayan dan membuka lapangan kerja baru di sektor budidaya lobster nasional.

Pengusaha Filantropi dan berafiliasi paham Ahlussunnah Wal Jamaah An Nahdliyah yang kerab dipanggil Gus Lilur ini menyatakan, langkah tersebut sejalan dengan semangat kemandirian ekonomi yang kerap diserukan Presiden Prabowo.

Menurutnya, pergantian ekspor BBL menjadi ekspor lobster 50 gram ini akan membuka ratusan ribu lapangan kerja serta menaikkan harga jual lobster.

Sehingga Santri Pengusaha Alumni Pesantren Mambaul Maarif Denanyar Jombang ini mengusulkan kepada Presiden RI Prabowo Subianto untuk menghentikan Ekspor BBL (Benih Bening Lobster) menggantinya dengan Ekspor Lobster 50 Gram.

“Sebagai pembudidaya lobster saya ingin mengusulkan kepada Presiden Republik Indonesia untuk menghentikan ekspor Benih Bening Lobster dan mengganti dengan ekspor lobster 50 gram,” tulis Gus Lilur dalam surat yang dikirim dari kantor BALAD Grup di Surabaya.

Berikut isi lengkap surat terbuka tersebut tanpa perubahan:

Kepada Yang Terhormat
Presiden Republik Indonesia
Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto
Di Tempat

Assalamu’alaikum wa Rohmatullahi wa Barokatuh
Merdeka !!!

Salam Sejahtera Saya sampaikan semoga Bapak Presiden senantiasa sukses memimpin Negara Kesatuan Republik Indonesia menjadi Adil, Makmur, Jaya, Sentosa di bawah naungan Ridho Allah, Tuhan yang Maha Kuasa.

Bapak Presiden,
Perkenalkan Nama Saya:
HRM. Khalilur R Abdullah Sahlawiy
Founder Owner
PT. Bandar Laut Dunia Grup – BALAD Grup.
Penulis Buku PRABOWO UNTUK INDONESIA RAYA – Cetak 2014.

Saya bangga dan Bahagia, Sosok yang Saya dukung jadi Presiden pada 2014 akhirnya terpilih menjadi Presiden pada 2024.
Alhamdulillah

Bapak Presiden Yang Terhormat,
Saya adalah Pengusaha Perikanan Budidaya.
Selama 19 Bulan sejak Awal Tahun 2024 sampai Juli 2025 Saya mempelajari Budidaya Lobster di Vietnam dan sedang berbudidaya Lobster di beberapa Teluk di Gugusan Teluk Kangean Sumenep Jawa Timur.

Bapak Presiden,
Mohon izin memberikan Usulan;

Budidaya Lobster di Vietnam sangat bergantung pada suplai Benih Bening Lobster / BBL dari Indonesia.

Saya sangat bahagia ketika Bapak Presiden menyetop dan memberhentikan Ekspor Benih Bening Lobster per 1 Agustus 2025 kemudian mengambil alih otoritas pengaturan Ekspor BBL dari Kepmen KKP No. 7 Tahun 2024 menjadi di bawah PERPRES meskipun PERPRES tersebut belum terbit.

Sehubungan belum terbitnya PERPRES tersebut perkenankan Saya memberikan Usulan pada Yang Terhormat Bapak Presiden, begini usulan Saya;

Stop dan hentikan Ekspor Benih Bening Lobster / BBL dari Republik Indonesia ke Republik Sosialis Vietnam.

Gantikan Ekspor Benih Bening Lobster dari Republik Indonesia ke Republik Sosialis Vietnam dengan Ekspor Lobster dengan berat 50 Gram.

Pergantian Ekspor BBL menjadi Ekspor Lobster 50 Gram ini akan membuat Para Pengekspor BBL harus berbudidaya Lobster setidaknya selama Dua Bulan.

Kegiatan Budidaya Lobster 50 Gram selama Dua Bulan ini akan membuka Ratusan Ribu Lapangan Kerja serta menaikkan Harga jual Lobster.

Jika Penjualan BBL berkisar 1.5 US$ – 3 US$, maka penjualan Lobster 50 Gram setidaknya bisa dipatok di harga 5 US$ dan Pemerintah RI bisa menetapkan tarif Ekspor minimal 1 US$ per Ekor.

Republik Sosialis Vietnam malah akan semakin bahagia karena terhindar dari 1 proses pergantian kulit dari BBL menjadi Lobster 50 Gram yang berpotensi menyebabkan kematian baik akibat kanibalisme sesama Lobster maupun akibat penyakit saat pergantian kulit.

Ekspornya silahkan diatur oleh Negara dengan membebaskan siapa pun Rakyat Republik Indonesia bisa jualan tanpa kuota-kuotaan yang ujungnya hanya dimonopoli Mafia Lobster.

Bapak Presiden,
Saya bahagia ketika melihat Video Bapak di Media Sosial di mana Bapak Presiden mengatakan begini:
Jangan ada lagi kuota-kuotaan, bebaskan saja siapapun mengimpor dan mengekspor.

Pernyataan Bapak Presiden tersebut sungguh sangat Patriotis, Darah Nasionalisme Saya bergejolak menyaksikan Video Bapak Presiden tersebut, sedihnya di Ekspor Benih Bening Lobster masih ada Kuota-kuotaan.

Sebelum menulis SUREL ini, beberapa Bulan yang lalu Saya sempat berdiskusi dengan beberapa Pejabat dan Birokrat Kementerian MAE Vietnam – Ministry Agriculture Environment Vietnam, lalu tadi pagi (Senin 13 Oktober 2025 pukul 09.00 WIB) Saya menelepon 3 Pejabat Vietnam yang mengatur Impor dan Karantina BBL, Saya menanyakan pada Beliau bertiga bagaimana kalau Ekspor BBL diganti Ekspor Lobster 50 Gram?

Jawaban 3 Pejabat di MAE sungguh melegakan, Beliau bertiga setuju.

Demikian Usulan ini Saya haturkan, semoga Bapak Presiden berkenan menerimanya.

Saya yakin dan percaya, di tangan Bapak Presiden, Republik Indonesia akan berjaya di Darat, di Laut dan di Udara.

Mohon dimaafkan jika Rakyat Biasa seperti Saya lancang mengajukan Usulan ini.

Saya doakan Bapak Presiden panjang umur dan sukses membawa Indonesia menjadi Negara yang dihormati Negara lainnya di Seluruh Dunia.

Demikian Surat Elektronik ini Saya sampaikan, semoga Bapak Presiden berkenan.

Merdeka !!!

Wassalamu’alaikum wa Rohmatullahi wa Barokatuh

Surabaya, Senin 13 Oktober 2025
Kantor Bandar Laut Dunia Grup
Graha Pena Ekstensi
10 Flr
Jl. Ahmad Yani No. 88
Ketintang Gayungan
Surabaya
Jawa Timur
Indonesia
60231

Salam Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
HRM. Khalilur R Abdullah Sahlawiy
Founder Owner
Bandar Laut Dunia Grup
Penulis Buku Prabowo Untuk Indonesia Raya

Surat terbuka ini menjadi bagian dari aspirasi masyarakat maritim yang berharap kebijakan pemerintah dapat memperkuat kedaulatan ekonomi laut Indonesia, terutama di sektor budidaya dan ekspor hasil laut bernilai tinggi seperti lobster.

Tinggalkan Balasan