JEMBER, TelusuR.id – Jember RX King Community (Jekco) mengisi bulan suci Ramadan dengan kegiatan positif. Komunitas pecinta sepeda motor RX King di Jember ini menggelar bakti sosial (baksos) dengan bergotong-royong.
Sejumlah kegiatan mereka laksanakan, diantaranya mengecat mushola, masjid, gereja dan Taman Pendidikan Quran (TPQ). Mereka juga merehab rumah warga yang tidak mampu.
“Komunitas Jekco merasa terpanggil untuk bakti sosial. Biaya untuk kegiatan ini berasal dari komunitas dengan urunan sesuai kemampuan,” kata Pembina Jekco, Deni Prasetya, Kamis (13/03).
Deni mengungkapkan, pihaknya selaku pembina mengikuti dan mendampingi kegiatan yang sudah rutin dan berlangsung. Ia punya harapan untuk ke depan bahwa berkomunitas motor tidak hanya war wer di jalanan.
Ketua Bidang Pertanian dan Perkebunan Pimpinan Wilayah GP Ansor Jatim itu berharap para anggota Jekco bisa berkomunitas dan berkumpul mengeluarkan ide-ide dan gagasan bermanfaat untuk masyarakat. Deni menegaskan, tentunya jika dibutuhkan, komunitas akan terpanggil dan hadir bersama masyarakat.
“Tidak penting apa pun Agama atau Suku mu, kalau kamu bisa melakukan sesuatu yang baik untuk semua orang, orang tidak pernah tanya agamamu,” ujar Deni mengutip ucapan Gus Dur.
Komunitas motor RX King Jekco hadir dengan perubahan, giat baksos ngecat tempat Ibadah Mushola, Masjid, Gereja, Tempat Sekolah anak anak TPQ, rehab rumah warga yg tidak mampu. Komunitas merasa terpanggil untuk sosial, biaya anggaran dari komunitas urunan sesuai kemampuan. Giat ini sudah berjalan cukup lama.
“Saya selaku pembina mengikuti dan mendampingi giat ini, dan punya harapan untuk ke depan bahwa berkomunitas motor tidak hanya war wer di jalanan, tapi berkomunitas dan berkumpul mengeluarkan ide ide dan gagasan yg bermanfaat serta jika dibutuhkan komunitas merasa terpanggil dan hadir bersama masyarakat,” tutur Deni.
Deni menegaskan tidak penting apa pun Agama atau Sukumu, kalau kamu bisa melakukan sesuatu yang baik untuk semua orang, orang tidak pernah tanya agamamu. Hal itu pernah disampaika sang guru bangsa ‘Gus Dur’.
“Agama tidak melihat itu. Yang penting berlaku baik dan terus untuk kebaikan. Seperti ngnedikan beliau sang guru bangsa Gus Dur,” katanya.
