SURABAYA, TelusuR.id – Balad Grup semakin berinovasi dalam pengembangan budidaya lobster. PT Pemijahan Biota Laut Ekuator Khatulistiwa atau Pebitalekara Grup yang masih berhuhungab dengan Balad Grup ini berambisi menjadi hatchery pertama di dunia yang berhasil memijahkan lobster dari tahap nauplisoma hingga benih besar lobster (BBL) secara berkelanjutan.
Pemijahan lobster selama ini dikenal sebagai tantangan besar karena belum ada satu negara, institusi, maupun lembaga penelitian manapun di dunia yang berhasil melewati seluruh siklus pemijahan dengan sukses.
“Di seluruh dunia belum ada satu pun yang berhasil memijahkan lobster secara lengkap,” ujar Khalillur R. Abdullah Sahlawiy, Owner Balad Group, Kamis 24 April 2025.
Proses pemijahan lobster, menurut Gus Lilur, sapaab akrabnya, dimulai dari stadia larva nauplisoma yang berlangsung selama 1 hingga 3 hari. Setelah itu, larva akan melewati beberapa tahapan penting berikut: tahap protozoea selama 3 hingga 5 hari dengan total usia larva mencapai 4 sampai 8 hari.
Kemudian tahap zoea selama 5 hingga 7 hari sehingga total usia menjadi antara 9 sampai 15 hari. Selanjutnya tahap mysis yang berlangsung selama 7 hingga 10 hari dengan total usia mencapai antara 16 sampai 25 hari.
Dilanjutkan dengan tahap puerulus selama 10 hingga 14 hari, sehingga totalnya menjadi antara 26 sampai 39 hari. Dan akhirnya memasuki tahap juvenil yang dimulai pada usia lebih dari 14 hari atau total lebih dari 40 hari.
Setelah mencapai tahap juvenil, perkembangan selanjutnya adalah menjadi benih besar lobster atau BBL dengan ukuran sekitar 5–7 cm dan siap dibesarkan lebih lanjut. Waktu total untuk mencapai ukuran BBL diperkirakan sekitar enam hingga tujuh bulan sejak awal stadia nauplisoma.
“Dari nauplisoma menjadi BBL sekitar enam sampai tujuh bulan,” jelas Gus Lilur.
Pebitalekara Grup saat ini sedang melakukan uji coba pemijahan di Situbondo dengan mengirimkan sebanyak dua juta lima ratus ribu nauplisoma pada Minggu, 27 April mendatang. Larva-larva tersebut akan ditempatkan dalam keramba khusus di beberapa teluk gugusan Teluk Kangean agar mendapatkan asupan makanan alami melimpah demi menunjang pertumbuhan optimal.
Selanjutnya pengiriman jutaan nauplisoma akan dilakukan rutin setiap dua minggu untuk mendukung keberlangsungan proses pemeliharaan dan pembesaran benih lobster milik Bandar Laut Dunia Grup – BALAD Grup di kawasan tersebut.
Gus Lilur menegaskan bahwa jika upaya ini berhasil, maka Indonesia akan mencatat sejarah sebagai negara pertama yang sukses melakukan pemijahan lobster secara komprehensif dan berkelanjutan.
“Mohon doanya semoga kami bisa menjadi hatchery pertama di dunia yang sukses memijahkan lobster dari tahap awal hingga benih besar,” harapnya penuh optimisme sambil mengucapkan Bismillah.
Selama ini kegagalan utama dalam budidaya larva lobster terjadi karena masa hidup larva hanya bertahan maksimal sampai usia puerulus yakni sekitar tiga puluh sembilan hari sebelum akhirnya mati semua tanpa bisa berkembang ke tahap berikutnya.
Keberhasilan Pebitalekara Grup dapat membuka peluang baru bagi industri perikanan nasional maupun global untuk memenuhi kebutuhan pasar terhadap bibit berkualitas tanpa harus bergantung pada penangkapan alam yang semakin menipis akibat overfishing dan perubahan lingkungan laut.
Dengan langkah strategis serta dukungan teknologi modern serta sumber daya manusia profesional seperti Gus Lilur beserta timnya, harapan besar kini tertuju pada keberhasilan proyek ambisius ini demi kemajuan sektor budidaya laut Indonesia sekaligus pencapaian prestasi internasional pertama kali dalam sejarah pemeliharaan biota laut eksotik seperti lobster.