SURABAYA, TelusuR.id – Jalan Baru menuju kesejahteraan bersama PT Raja Kebun Indonesia (RAKESA) melalui program ‘Kangean dan Sejuta Kelapa’.
Hal itu dicetuskan Penggagas Program HRM. Khalilur R. Ab. Sahlawiy yang sekaligus perwakilan RAKESA bahwa program ini bukan sekadar menanam kelapa.
Karena menurutnya, RAKESA datang dengan tawaran gagasan besar: industrialisasi kelapa berbasis kerakyatan.
“Maksudnya adalah masyarakat yang punya lahan, sementara RAKESA yang tanam kelapanya. Nanti hasilnya diolah jadi berbagai produk bernilai tinggi seperti minyak kelapa, VCO, arang, gula merah, sampai serabut kelapa,” ujar Gus Lilur, sapaan akrabnya, Sabtu 26 April 2025.
Menurut pengusaha muda NU asal Situbondo bergelar Kanjeng Pangeran Edo Yudha Negara itu, setidaknya lima pabrik pengolahan bakal dibangun di Situbondo.
Yaitu buah kelapa dari Kangean akan jadi bahan bakunya. Dan yang paling penting, RAKESA wajib membeli hasil panen warga dengan harga 100% sesuai harga pasar. Nggak boleh ditawar-tawar. Warga juga nggak perlu jual ke tempat lain, karena semuanya udah dijamin dibeli.
“Lahannya tetap milik masyarakat, kelapanya milik RAKESA. Tapi hasilnya buat bersama. Kita bangun ekonomi rakyat dari bawah,” tegasnya.
Gus Lilur menjelaskan bahwa bibit kelapa yang digunakan dalam program tersebut adalah jenis Genjah Enthok.
“Ini adalah jenis kelapa yang produktif dan cepat berbuah. Nanti kalau pohonnya sudah tua dan tidak produktif lagi, pohonnya ditebang dan jadi milik RAKESA. Setelah itu, warga dan RAKESA akan menanam lagi pohon baru,” terangnya.
Ia menambahkan program ini digagas untuk dan atas nama DABATUKA—sebuah gerakan yang percaya bahwa kemanusiaan dan kesejahteraan harus dibangun dari desa.
“Kalau benar-benar berjalan, program ini bisa jadi cerita sukses dari Kangean: dari sejuta kelapa, lahir sejuta harapan,” pungkasnya.