Jagongan Bareng RLD Ajak PFI Surabaya Bahas Isu Adaptasi Foto Jurnalistik di Era Disrupsi

0
31 views
Bagikan :

SURABAYA, TelusuR.id – Rumah Literasi Digital (RLD) kembali mendiskusikan berbagai isu kekinian dan hal pokok. Kali ini, berkolaborasi dengan Pewarta Foto Indonesia (PFI) Surabaya.

Adapun bahasan pokoknya yakni tantangan dan peluang fotografi jurnalistik di tengah perkembangan teknologi digital. Ulasan itu dibahas dalam “Jagongan Bareng” bertajuk Foto Jurnalistik di Era Disrupsi dan Tips Menjual Foto di Internet.

Praktisi media Totok J. Sumarno dalam diskusi yang digelar di RLD Surabaya, Jumat, menyebutkan era disrupsi tidak bisa dihindari, namun membawa ruang baru bagi pewarta foto untuk memperluas jangkauan karya mereka.

Kata dia, era disrupsi memang penuh tantangan, tetapi juga membuka peluang besar bagi jurnalis foto untuk mengembangkan karya di luar media tempat mereka bekerja.

Karena menurutnya, hasil liputan foto tidak lagi hanya bergantung pada media cetak maupun daring, melainkan dapat dipasarkan melalui berbagai kanal digital.

“Meski jurnalistik warga tumbuh pesat, keberadaan pewarta foto profesional tetap dibutuhkan,” ujar Totok.

Ditegaskan dia, kredibilitas dan kualitas menjadi kunci agar karya fotografi jurnalistik tetap bernilai di tengah maraknya konten warga.

“Kuncinya itu ada pada kredibilitas dan kualitas,” tandasnya.

Dikesempatan itu, anggota PFI Surabaya Ridoi menekankan pentingnya membangun personal branding serta memanfaatkan platform digital sebagai sumber pendapatan tambahan.

Pihaknya mengungkapkan, telah mengunggah sekitar 1.500 foto ke platform mikro stok yang memungkinkan setiap karya terjual berulang kali.

“Micro stock bisa menjadi ladang penghasilan bagi fotografer. Setiap foto bisa dibeli berkali-kali dan itu nyata memberikan pemasukan,” katanya.

Ridoi memperkirakan, dalam lima tahun mendatang penjualan foto melalui platform mikro stok masih relevan, meski perlu beradaptasi dengan kemajuan kecerdasan buatan (AI).

Dalam kesempatan yang sama, Ketua PFI Surabaya Suryanto mengatakan forum ini sekaligus menjadi ruang diskusi dan berbagi pengalaman antarpewarta foto.

Dia berharap kegiatan semacam ini dapat memperkuat kapasitas anggotanya dalam menghadapi perubahan lanskap media.

“Semoga apa yang sudah kami suguhkan bisa menjadi pencerahan dan keilmuan bagi semua anggota dan peserta yang hadir,” katanya.

Tinggalkan Balasan