Sidoarjo, TelusuR.ID — Jumat itu, suasana di Warung Apung Rahmawati, Sidoarjo, tampak lebih ramai dari biasanya. Para pengurus Squad Nusantara Jawa Timur dari berbagai daerah berkumpul. Mereka datang bukan sekadar untuk bersilaturahmi, tetapi untuk menapaki langkah baru dalam perjalanan panjang organisasi ini .
Hari itu (7/11/25), Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Squad Nusantara Jatim menggelar rapat konsolidasi besar-besaran bersama seluruh Dewan Pimpinan Cabang se-Jawa Timur. Dalam forum yang hangat dan penuh semangat kebersamaan itu, lahirlah dua sayap baru organisasi yang akan menjadi tonggak penting perjuangan mereka: Squad Law Firm dan Media Online Squad Nusantara Jatim.
Langkah ini bukan sekadar pembentukan unit kerja baru. Bagi Squad Nusantara Jatim, ini adalah simbol tekad dan komitmen — untuk hadir lebih dekat dengan masyarakat, menegakkan keadilan, dan menyebarkan informasi yang mencerahkan.

Dalam sambutannya, Kemas Alfiansyah Baki, Ketua DPW Squad Nusantara Jatim, berbicara dengan nada tegas namun penuh empati. Ia menegaskan bahwa Squad Law Firm dibentuk sebagai wujud nyata kepedulian organisasi terhadap masyarakat kecil yang sering terpinggirkan dalam urusan hukum.
“Kami ingin menghadirkan keadilan yang bisa dijangkau semua kalangan. Squad Law Firm bukan hanya wadah advokat, tapi rumah belajar bagi masyarakat agar melek hukum dan berani membela haknya,” ujarnya.
Suasana ruangan sejenak hening ketika kalimat itu terucap. Banyak yang mengangguk pelan, seolah sepakat bahwa perjuangan untuk menegakkan keadilan memang tidak bisa menunggu.
Rencana kerja Squad Law Firm pun tidak main-main. Mereka akan turun langsung ke masyarakat — ke desa, ke komunitas, bahkan ke lembaga pemasyarakatan — untuk memberikan penyuluhan, pendampingan, dan advokasi hukum. Tujuannya sederhana namun bermakna: agar masyarakat tidak lagi buta hukum dan bisa berdiri tegak di atas haknya sendiri.

Sementara itu, peluncuran Media Online Squad Nusantara Jatim menjadi bukti lain dari keseriusan organisasi ini untuk membangun transparansi dan keterbukaan informasi publik. Media ini akan menjadi ruang kreatif, wadah aspirasi, sekaligus jembatan antara organisasi dan masyarakat.
“Kami ingin menghapus stigma negatif terhadap organisasi masyarakat. Dengan media yang profesional, kami ingin menunjukkan bahwa ormas bisa menjadi motor perubahan, bukan sumber perpecahan,” tegas salah satu perwakilan tim media.
Dalam pandangan mereka, media bukan hanya soal berita — tetapi juga tentang menyuarakan kebaikan, menginspirasi gerakan sosial, dan menumbuhkan semangat gotong royong.

Dengan dua pilar barunya di bidang hukum dan media, Squad Nusantara Jatim melangkah penuh keyakinan. Sinergi antara advokasi dan informasi diharapkan mampu menciptakan perubahan nyata yang bermanfaat bagi masyarakat luas.
“Kami tidak ingin berhenti pada seremoni. Kami ingin hadir di tengah masyarakat, menyentuh, melayani, dan menginspirasi,” tutup Kemas Alfiansyah dengan senyum optimis.
Sore itu, ketika rapat usai dan matahari mulai condong ke barat, semangat baru terasa menggelora di antara para peserta. Mereka tahu, jalan di depan masih panjang. Tapi dengan tekad dan kebersamaan, Squad Nusantara Jatim siap menjadi garda advokasi dan informasi rakyat — berjuang bukan untuk nama, tapi untuk kemaslahatan bersama.



