JOMBANG, TELUSUR – Sejumlah organisasi masyarakat menggelar tasyakuran Presiden RI ke 4 KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang dianugerahi Pahlawan oleh Presiden RI Prabowo Subianto di Cafe D’Java Taman Tirta Wisata, jalan Soekarno-Hatta.
Kelompok organisasi masyarakat yang terdiri dari FKMJ (Forum Komunikasi Masyarakat Jombang), AMJ (Aliansi Masyarakat Jombang), Forum Lintas Iman, Barikade Gus Dur, PCTAI, Madas dan Seniman Lesbumi NU Jombang ini merasa terkenang dan merefleksikan perjuangan Gus Dur atas jasanya terhadap kemanusiaan.
Acara tasyakuran ini tidak hanya menjadi ungkapan syukur, tetapi juga momentum refleksi atas nilai-nilai perjuangan Gus Dur dalam memperjuangkan kemanusiaan, pluralisme, dan demokrasi di Indonesia.
Turut hadir menyemarakkan kegiatan tersebut, Ketua DPRD Jombang Hadi Atmaji. Dalam penuturannya ia menyampaikan bahwa Gus Dur merupakan pahlawan kemanusiaan yang menjadi teladan bagi kita semua.
“Kami ingin meneruskan perjuangan beliau dalam menjaga nilai-nilai kebangsaan, keadilan sosial, serta keberpihakan kepada kaum lemah. Wujud cinta dan penghormatan kepada beliau itu diterapkan dalam keseharian,” ujar Hadi yang juga Ketua DPC PKB Jombang, Minggu (23/11).

Sementara, Kordinator Aliansi Masyarakat Jombang, Gus Zulfikar Damam Ikhwanto menilai Gus Dur sangat layak dianugerahi gelar Pahlawan. Karena menurutnya Gus Dur adalah sosok yang Egaliter dan tidak memandang status apapun.
“Dari situ masyarakat Indonesia begitu cinta kepada beliau. Padahal ia seorang yang pernah menjabat pimpinan tertinggi bangsa Indonesia, namun ia tidak memandang statusnya dan melihat semua manusia mempunyai hak yang sama, beliau pejuang kemanusiaan sejati,” tuturnya.

Putra KH Abdul Adhim Dimyati ini pun menceritakan tentang kedekatan keluarganya dengan Gus Dur. Waktu itu, kata dia, Gus Dur setela tak menjadi Presiden mendapat amanah sebagai penengah disalah satu perguruan tinggi swasta di Kabupaten Jombang yang tengah berkonflik.
“Di tahun itu, Gus Dur tak pernah melihat keberadaan Abah Adhim sebagai kawannya ia pun menanyakan, Nang ndi Dubes (sebutan Gus Dur kepada Abah Adhim selaku Dukun Besar) gag Ono kabare, padahal Abah bukan pejabat atau politisi,” ujar Gus Antok, sapaan karibnya.
Disinilah, menurut Gus Antok, menunjukkan bahwa Gus Dur sangat Egaliter dan tak ada sekat apapun, sosialnya sangat tinggi dan banyak keteladanan beliau yang menjadi ajaran bagi bangsa Indonesia.
Dikesempatan itu, Abah Suudi seorang seniman dan Ketua Lesbumi NU Jombang mengucapkan rasa syukur dan terima kasih kepada Pemerintah RI yang telah menyematkan Gus Dur sebagai Pahlawan Nasional.
“Tasyakuran ini sebagai rasa cinta kami kepada beliau. Dan beliau merupakan kawan, guru, juga pejuang yang luar biasa terhadap kemanusiaan,” tuturnya.



