JOMBANG, TelusuR.id – Istri Presiden ke-4 Republik Indonesia K.H. Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Hj Sinta Nuriyah bersama putrinya Zannuba Arifah Chafshoh atau Mbak Yenny berziarah ke makam Gus Dur.
Ziarah ini dilakukan sehari setelah Gus Dur resmi dianugerahi gelar Pahlawan Nasional oleh Presiden RI Prabowo Subianto di Istana Negara.
Kedatangan Rombongan Keluarga Gus Dur ini disambut langsung oleh Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, KH Abdul Hakim Mahfudz (Gus Kikin). Setiba di Tebuireng, rombongan lansung menuju makam untuk melakukan ziarah sekaligus doa bersama.
Hj Sinta Nuriyah menyebut pemikiran Gus Dur akan selalu hidup di tengah masyarakat. Kata dia, pemikiran Gus Dur tentang kemanusiaan, demokrasi, keadilan, dan toleransi tidak akan pernah luntur.
“Itu adalah peninggalan besar yang akan terus diperjuangkan,” tutur Bu Sinta Nuriyah usai berziarah ditemani Mbak Yenny, Selasa (11/11).
Menanggapi kondisi saat ini Bangsa Indonesia, Bu Sinta mengibaratkan seperti “pusaran angin” yang masih mencari pegangan kokoh untuk kembali tenang.
Ia juga menilai bahwa Gus Dur lebih dari sekadar Pahlawan Nasional. Menurutnya, Gus Dur merupakan pahlawan rakyat. “Karena yang didoakan, dikunjungi, dan selalu ada di hati rakyat adalah pahlawan sejati,” ujarnya.
Sementara, Mbak Yenny Wahid menyampaikan rasa syukur atas penghargaan yang diberikan negara kepada ayahnya sebagai Pahlawan Nasional.
“Kami sekeluarga berterima kasih dan menerima dengan penuh kerendahan hati gelar yang diberikan pemerintah. Ini menjadi simbol bahwa perjuangan Gus Dur selama ini dianggap penting oleh negara,” tuturnya.
Yenny menegaskan bahwa Gus Dur bukan hanya Pahlawan Nasional, namun juga selamanya menjadi Pahlawan Rakyat.
Ia juga berharap, nilai-nilai perjuangan Gus Dur dapat diteruskan oleh seluruh masyarakat Indonesia, terutama generasi muda.
“Gus Dur berjuang bukan untuk gelar atau posisi, tetapi murni dari hati nurani untuk keadilan dan kemanusiaan. Semoga perjuangannya terus diingat dan diteruskan,” pungkasnya.
