Jacob Ereste : Pemaparan Genial Rabindranath Tagore Tentang Agama Manusia Dalam Pusaran Spiritual

0
10 views
Bagikan :

Jacob Ereste :
Pemaparan Genial Rabindranath Tagore Tentang Agama Manusia Dalam Pusaran Spiritual

TelusuR.ID – Spiritualitas Rabindranath Tagore tertuang dalam bukunya tentang “Agama Manusia” tahun 1931 yang disampaikan sebagai rangkuman kuliah di Oxford University tahun 1930 yang terurai dalam bentuk pemaparan pahaman dalam jangkauan yang sangat luas tentang makna dan pemaknaan agama dalam sejarah budaya manusia.

Agama Manusia bago Rabindranath Tagore bukanlah perkara teoritis, melainkan suatu pengalaman. Dia melihat banyak orang yang lahir dari kalangan dan lingkungan agama, namun sangat sedikit yang memperoleh dari apa yang dimilikinya itu. Rangkaian materi kuliah ini adalah renungan yang dalam dan matang menjelang usia 70 tahun penulis besar bangsa India yang menggetarkan dunia. Karena dia pembawa suara kebudayaan spiritual. Sedangkan bagi India sendiri dia adalah legenda hidup. Sebagai penyair, cerpenis, penulis drama, musisi dan guru bangsa. Banyak penulis dunia terkemuka memuji karya-karyanya hingga layak dan pantas memperoleh Nobel Sastra pada tahun 1913, setelah wafat. Sungguh indah batu nisan yang menandai namanya di pekuburan yang terus diziarahi oleh berbagai kalangan, intelektual, penyair, penulis hingga seniman yang ingin menyerap inspirasi dari arwah besarnya.

Ketika kesibukan manusia memenuhi kebutuhan hidupnya menjadi agak berkurang, manusia memiliki waktu senggang untuk menelaah misteri dari dirinya sendiri, dan merasa bahwa kebenaran dan kepribadiannya memiliki hubungan dan kesempurnaan dalam dunia yang abadi.

Begitulah ia menulis tentang “Kesatuan Spiritual” (pada bab 4) yang sungguh sangat mengesankan sekali. Karena agama yang pada awalnya memiliki kekuasaan kosmik, menduduki tingkat yang lebih tinggi, ketika agama menemukan latar belakangnya dalam kebenaran kepribadian manusia.

Yang menarik — untuk membedakan antara spiritual dan intelektual — Rabindranath Tagore mengurai tentang kesatuan diri manusia dengan ruh tidak akan diperoleh melalui pikiran, karena pikiran manusia termasuk dalam ekonomi dalam organisme manusia. Itulah sebabnya manusia memperoleh visi tentang yang tak terhingga dalam cahaya universal.

Kerusakan-kerusakan yang menyerang kehidupan manusia, karena mereka merusak fungsi-fungsi keselarasan untuk mempertahankan keselarasan tubuh — fisis — dengan dunia fisis. Begitulah kerusakan-kerusakan itu disebut penyakit dan adanya faktor-faktor yang menindas nakar sehat manusia. Mereka pun merusak keselarasan hubungan antara pikiran nalar dengan alam semesta. Paparan ini diuraikan Rabindranath Tagore dalam Bab 13 tentang Kebebasan Spiritual. Karena semua agama di India mengajarkan pendidikan untuk Mukti, pembebasan jiwa. Kesadaran individualitas salam semua kegiatan akan terlihat dalam ekspresi dan penikmatan alami kita yang tidak terhingga dan individual sifatnya. Dan jiwa akan selalu sadar tentang kebenaran transendental.

Keselarasan antara hubungan individu dengan manusia sungguh tidak terhingga. Inilah pokok pembicaraan Upanishad, yaitu keselarasan bukan suatu kesendirian. Seperti saat dia mengatakan bahwa kebenaran tidak lagi tersembunyi, dan dia pun menemukan dirinya dalam Semua. Kemudian dalam Empat Tahap Kehidupan seperti terurai dalam bab 14. Rabindranath Tagore mengatakan telah aku katakan bahwa aku telah memusatkan perhatian pada masalah agama yang terkait dengan manusia, mendidik sikap dan perilaku manusia terhadap yang tak terhingga dalam aspek manusiawinya.

Pada saat yang sama harus dipahami bahwa kecenderungan pikiran India adalah ke arah transendentalisme yang tidak menganggap agama sebagai yang tertinggi, melainkan sebagai suatu sarana mencapai tujuan berikutnya. Adapun tujuan itu adalah pembebasan sempurna individu dalam ruh universal yang melintasi batas-batas dari kemanusiaan itu sendiri.

Menurut Rabindranath Tagore, bentuk mistisisme yang ekstrim seperti itu bisa dijelaskan kepada pembaca dan Barat dengan analoginya dalam sains. Karena sains bisa dipaparkan sebagai mistisisme dalam wilayah pengetahuan material. Ia bisa membantu kita melihat dibalik penampilan dan pencapaian realitas batin dari segala benda dalam asas-asas yang merupakan dari abstraksi-abstraksi yang ada. Karena ia dapat membebaskan pikiran kita dan batasan indra-indra kita menuju kebebasan nalar.

Kebebasan final ruh yang dicari bangsa India memiliki watak realisasi yang sama. Ia berada di luar batas-batas kepribadian, tidak memiliki perbedaan-perbedaan moral atau estetika. Karena ia adakah kesadaran murni Kedirian bagi manusia, menurut pemikiran falsafah bangsa India. Inilah realitas puncak yang memiliki sinar kebahagiaan tak terhingga.

Agaknya, perlu dan patut direnungkan juga bahwa jagat raya yang kita hubungkan dengan persepsi, akal dan imajinasi adalah semesta manusia. Dari fisik kita memperoleh kekuatan dan keberhasilan yang benar dengan aspek fisisnya dalam pengetahuan dan praktik. Misteri dari semua fenomena ini digeneralisasi oleh manusia sebagai hukum-hukum yang selaras dengan pikiran rasionalnya. Pada periode primitif, hubungan-hubungan fisis manusia dengan dunia sangat penting memelihara kehidupan bersama dengan makhluk-makhluk lain. Karena itu pengalaman tentang agama adalah pengalaman fisis — pengalaman yang berbaur dengan rasa takjub — terhadap manifestasi kekuatan alam dan upaya untuk menguasai alam demi dirinya sendiri, keluarga dan sukunya melalui mantra-mantra dan ritus-ritus magis keagamaan yang masih primitif sifat dan tampilannya. Begitulah Agama Manusia dalam paparan Rabindranath Tagore yang dapat dijadikan sandingan perenungan untuk memahami hidup dan kehidupan yang acap disebut sementara ini. Karena keabadian hanya ada di alam sana — akhirat.

 

Banten, 12 November 2025

 

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan TelusuR.ID terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi TelusuR.ID akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

Tinggalkan Balasan