Jacob Ereste :
Diskusi Ekstra Spesial GMRI Perang Untuk Kedamaian Bersama Prof. Dr (HC) KH. Muhammad Habib Khirzin
TelusuR.ID – Forum diskusi ekstra spesial GMRI (Gerakan Moral Rekonsiliasi Indonesia) diisi cerita pengalaman Prof. Dr. (HC) KH. Muhammad Habib Khirzin, selaku Pembina Utama GMRI tentang pertemuan Forum Perdamaian Dunia ke-9 yang baru saja berlangsung di Jakarta, 9-11 November 2025, dengan kesepakatan tidak lagi boleh ada peperangan di dunia dengan dalih apapun.
Forum Perdamaian Dunia ke-9 (The 9th World Peace Forum (WPF) yang diselenggarakan oleh Forum Internasional — Center for Dialogue and Cooperation Among Civilizations (CDCC) bekerjasama dengan Cheng Ho Multi Culture Education Trust (Malaysia) dan Global Forum of Muslim Women (GFMW) secara periodik dua tahunan mengangkat tema “Considering Wasatiyyat Islam and Tionghoa for Global Collaboration” yang menyoroti kontribusi nilai-nilai Wasatiyyat Islam (Islam Moderat) dan kearifan budaya Tionghoa sebagai fondasi kolaborasi global yang berkeadilan dan damai.
Acara yang dihadiri lebih dari 60 tokoh dari 24 negara serta 110 tokoh nasional Indonesia termasuk Habib Khirzin percaya pada posisi strategis WPF sebagai forum global lintas agama dan budaya.
Materi penting dalam forum inilah satu diantara yang dipaparkan Habib Khirzin, selaku Pembina Utama GMRI pada acara spesial GMRI yang berlangsung pada 12 November 2025 di Sekretariat GMRI, Jl. Ir. H. Juanda No.4 A, Jakarta Pusat.
Pergeseran dari Perang Dingin dari Nasional Scurity menjadi Human Scurity merupakan materi yang menarik yang disampaikan Habib Khirzin di lingkungan sahabat dan kerabat GMRI yang hadir dari Solo dan Yogyakarta yang ditimpali oleh sahabat dan kerabat GMRI dari, Jakarta, Depok, Tangerang dan sekitarnya hingga terkesan seperti reuni Akbar dari sahabat dan kerabat GMRI yang kemudian dilanjutkan diskusi babak kedua hingga menjelang subuh.
Adapun materi yang perlu digaris bawahi dari paparan Habib Khirzin betapa perlunya keamanan dan rasa nyaman bagi manusia untuk hidup dalam suasana damai. Seperti Jepang sudah mengembangkan human scurity dalam bentuk bantuan sejak beberapa tahun lalu ke memberi bantuan kepada Pesantren Pabelan, sebuah lembaga pendidikan bagi masyarakat yang masih bercorak tradisional. Karena Jepang, menurut Habib Khirzin yang juga menjadi pengasuh di Pesantren Pabelan, Muntilan, Jawa Tengah ini sudah menerima bantuan dari Jepang yang melakukannya pilihan sikap Perang Dunia II berakhir dengan menyalurkan dana untuk militer dan biaya perang yang diubah menjadi berbagai bentuk bantuan yang lebih bernilai sosial serta lebih bermanfaat bagi masyarakat.
Meski begitu, tidak ada perang bukan berarti sudah suasana sudah damai dan nyaman. Sebab menurut para tokoh pejuang perdamaian dunia, realitas yang terjadi begitu tetap saja tidak terasa nyaman dan aman. Oleh karena itu, ujar Habib Khirzin usaha untuk mencegah adanya peperangan tetap saja diperlukan untuk terus dilakukan, tandasnya.
Dalam rangka untuk perdamaian di Indonesia, Habib Khirzin berkisah pernah dipertemukan oleh Yusuf Kalla dengan Panglima Perang Aceh Merdeka dan Panglima Perang dari Poso. Dari cerita seorang Panglima Perang tersebut ia memperoleh pengaduan adanya orang yang hilang dari dalam tahanan. Bahkan perang yang dilakukan rakyat Aceh — yang acap disebut pemberontak itu — sesungguhnya dimaksudkan oleh para pejuang rakyat Aceh itu sendiri adalah upaya agar dapat dimanusiakan sebagai manusia yang bermartabat dan memiliki harga diri sebagai manusia yang mulia.
“Jadi kami berperang” kata salah seorang dari pejuang rakyat Aceh itu adalah untuk memperoleh kedamaian. Sebab yang terjadi selama ini, meski terjadi kesepakatan damai, tapi kami selalu dikhianati, kata Habib Khirzin mengutip pernyataan seorang tahanan yang dia temui di penjara.
Begitulah dalam forum-forum resmi Internasional gagasan ekonomi damai — sebagai pengganti tradisi dan budaya dalam berperang — mulai mengalihkan dana untuk perang seperti senjata dan peralatan perang — diwujudkan dalam bentuk peralatan yang bernilai ekonomi bagi rakyat hingga disebut “ekonomi damai” dalam bentuk peralatan rumah tangga yang diperlukan oleh rakyat .
Miss use of power — penyalahgunaan senjata perang — mulai dari satu butir peluru artinya tetaplah merugikan kesejahteraan untuk rakyat dimana penembakan atau peperangan itu terjadi, papar Habib Khirzin .
Tentang spiritual seperti yang digagas dan dimotori oleh Sri Eko Sriyanto Galgendu dan kawan-kawan dalam waktu dekat akan ada pertemuan bersama tokoh dari berbagai negara untuk memperkenalkan short peace di Pesantren Pabelan pada 26 November 2025, kata Habib Khirzin menginformasikan acara internasional yang akan segera berlangsung di Pesantren Pabelan Muntilan, Jawa Tengah.
World Diplomacy Community — diplomasi langsung antar masyarakat yang tidak terdekat oleh negara dari berbagai belahan dunia, sudah digagas oleh seorang aktivis bangsa asing dan perlu kita ikuti juga. Jadi diplomasi spiritual sangat mungkin dilakukan oleh Mas Eko dan kawan-kawan untuk mendorong gerakan kebangkitan kesadaran dan pemahaman spiritual agar dapat mendunia gerakan kebangkitan serta penyebaran kesadaran serta pemahaman tentang spiritual.
Seusai diskusi babak pertama ini — karena Mas Habib harus segera kembali ke Yogyakarta malam ini juga, maka diskusi babak kedua terus berlanjut hingga menjelang pagi.
Hadir sejak awal acara dimulai diantara Romo Sunardjo, Dr. Budi dari Yogya bersama Guntur dan Momok dari Solo, Wawan Subenu, Prof. Yudhie Hartono dan Bowo bersama sejumlah mahasiswa pasca sarjana serta Gus Baidhowi. Sedang dari pihak Sohibul hajat tampak Wowok Prastowo dan Joyo Yudhantoro yang tampak paling sibuk dalam acara diskusi berseri ini.
Pecenongan, 13 November 2025
Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan TelusuR.ID terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi TelusuR.ID akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.



